Minggu, 31 Agustus 2014

Kemenkes RI Bakal Akreditasi Puskesmas

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bakamelakukan akreditasi pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di seluruh daerah. Akreditasi dilakukan secara menyeluruh dan komprehensif yang direncanakan akan dimulai tahun 2015 mendatang.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan RI, Ali Ghufron Mukti kepada Suara Merdeka di sela Jambore Pelayanan Primer yang diadakan BPJS Kesehatan Divisi Regional Jawa Tengah dan DI Yogyakarta 
            "Kami sudah menggodok tata aturan akreditasinya dari poin penilaian, assesor, hingga tim. Paling lambat tahun 2015 pelaksanaan akreditasi sudah berjalan," ujarnya.
Dia menuturkan, Puskesmas saat ini memang sudah ada yang memiliki standar ISO. Akan tetapi, pihaknya merasa perlu dilakukan pula akreditasi yang menyeluruh dari SOP pelayanan, pengolahan limbah, kualitas tenaga medis, hingga sisi medisnya itu sendiri.
"Tujuannya sebagai upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan secara terus menerus pada masyarakat. Apalagi, sekarang Puskesmas juga termasuk dalam Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang tengah terus dikembangkan di seluruh daerah di tanah air," paparnya.
        "FKTP itu memberi penanganan lebih awal bagi pelayanan kesehatan masyarakat. Juga sekaligus menjadi filter dan kendali mutu yang dapat dipercaya oleh masyarakat. Orang sakit itu harus mendapat pelayanan yang cepat dan bermutu. Nah, Puskesmas berperan di sana," Ungkap Kepala Dinas Kesehatan
Sementara itu, Kepala Divisi Regional VI BPJS Kesehatan, Andayani Budi Lestari menjelaskan, tidak hanya Puskesmas yang masuk dalam FKTP. Akan tetapi, ada pula Klinik Pratama, Dokter Praktek Perorangan, Klinik Pratama milik TNI, dan Klinik Pratama milik Polri."FKTP berperan penting dalam keberhasilan program jaminan kesehatan nasional (JKN). BPJS sebagai badan penyelenggara JKN selalu mengutamakan kendali mutu yang dilakukan dengan pemenuhan standar mutu fasilitas kesehatan. Juga pemenuhan standar proses pelayanan kesehatan," jelasnya.

Jumat, 29 Agustus 2014

PEMBUKAAN DAN SOSIALISASI PUSKESMAS SUNGAI LULUT SEBAGAI PUSKESMAS PONED DAN PELAYANAN UGD 24 JAM



         
         Pembukaan Puskesmas Sungai Lulut sbagai Puskesmas Poned di buka oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar, Bpk. Ikhwansyah.Mkes. pada tanggal 27 Agustus 2014 di Sungai lulut, dalam kesempatan tersebut juga di sepakati untuk kesepatan bersama yaitu, Puskesmas sungai lulut, Dinas Kesehatan, Kecamatan Sungai Tabuk, Pembakal Sungai Tanipah, Pembakal Sungai Bakung, diantarnya guna meningkatkan derajad kesehatan masyarakat dan guna meningkatkan capaian MDS maka semua sektor berkomintmen untuk bekerjasama dalam hal tersebut, dalam arahan bapak Kepala Dinas mengatakan bahwa dengan dibukanya pelayanan PONED di Pukkesmas Sungai Lulut diharapkan bisa menekan angka kematian ibu dan bayi, karena ujar Kepala Dinas bila ada kalau masih ada kematian ibu dan bayi kerja puskesmas sebagai garda depan pelayanan kesehatan masih buruk dan perlu ditingkatkan lagi guna menekan angka kematian tersebut, 
        Acara sosialisasi PONED juga dihadiri oleh Camat Sungai Tabuk, Kelurahan Sungai Lulut dan Kepala Desa Sungai Tanipah serta pembakal Sungai Bakung, dalam arahan dari Camat Sungai Tabuk, Bapak Arsad,S.Pd.MM, menatakan bahwa untuk menunjang kegiatan poned dan mendukung kegaitan tersebut maka camat sebagai pemangku wilayah faktor keamanan yang dikeluhkan oleh petugas medis bila berjaga maka laporkan saja ke saya nanti saya akan saya tindak pada hari itu juga bila memungkinkan akan terjun hari itu juga bila ada yang dirasa mengancam petugas jaga, harapan tersebut memang sangat mendasar dikarenakan wilayah puskesmas rawan terhadap gangguan keamanan terutama dari kejahatan. dengan demikian secara simbolis dengan dibukanya PONED tersebut maka Puskesmas Sungai Lulut akan memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat terutam di wilayah kerja puskesmas sungai lulut,

        Berikut pengertian PONED 

PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) merupakan pelayanan untuk menggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal yang meliputi segi :
·               Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral, antibiotika perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran plasenta manual/kuret serta pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.
·               Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus, pelaksanaan thermal control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan gangguan pemberian nutrisi.

PONED dilaksanakan di tingkat puskesmas, dan menerima rujukan dari tenaga atu fasilitas kesehatan di tingkat desa atau masyarakat dan merujuk ke rumah sakit.

 Kriteria
Puskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa criteria pengembangan :
1.      Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.
2.      Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.
3.      Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan
·         Melayani sekitar 50.000 – 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas (termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).
·         Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.
4.      Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.
5.   Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :
a.       Alat dan obat
b.      Ruangan tempat menolong persalinan
Ruangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh pengelola program KIA.
ü  Luas minimal 3 x 3 m
ü  Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat
ü  Suasana aseptik bisa dilaksanakan
ü  Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk   melaksanakan tindakan.
c.       Air bersih tersedia
d.      Kamar mandi/ WC tersedia
6.   Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum dan hipotermia.

4.      Penanggung jawab
Penanggung jawab puskesmas mampu PONED adalah dokter.

5.      Dukungan Pihak Terkait
Dalam pengembangan PONED harus melibatkan secara aktif pihak-pihak
terkait, seperti :
ü  Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota
ü  Rumah Sakit Kabupaten/ Kota
ü  Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI
ü  Lembaga swadaya masyarakat (LSM)


Selasa, 26 Agustus 2014

KENALI SECARA DINA GEJALA STROKE

Kenali Tanda Serangan Awal Stroke dengan FAST



Apa itu Stroke?
Stroke adalah suatu gangguan fungsi otak yang terjadi secara mendadak, disebabkan semata-mata oleh gangguan pembuluh darah di otak, dan dapat mengakibatkan kematian. Umumnya stroke ditandai dengan timbulnya gangguan saraf (defisit neurologis) fokal atau global, yang berlangsung lebih dari 24 jam. Di Indonesia, stroke menjadi penyebab sekitar 15,4% kematian dari total kasus kematian akibat penyakit. Sebanyak 2,5% dari pasien stroke meninggal dunia, dan sisanya akan mengalami kecacatan yang beratnya bervariasi.
Gejala Stroke
Stroke dapat muncul kapan saja, di manapun dan pada siapa saja, baik saat seseorang sedang melakukan aktivitas maupun ketika sedang beristirahat, bahkan terkadang tanpa gejala penyerta sehingga kondisi sebelumnya benar-benar normal. Defisit neurologis fokal ditandai dengan gangguan fungsi bagian tubuh tertentu seperti wajah yang asimetris, artikulasi bicara menjadi cadel/ pelo, atau lengan dan tungkai menjadi lemah. Kelemahan pada lengan dan tungkai biasanya hanya menyerang satu sisi tubuh saja, kanan atau kiri, dan sangat jarang sekali terjadi pada kedua sisi tubuh secara bersamaan di waktu yang sama. Gangguan saraf ini terjadi akibat kerusakan setempat pada area ganglia basalis dimana terdapat serabut-serabut saraf motorik yang mengatur pergerakan otot di tubuh kita. Sedangkan defisit neurologis global terjadi karena adanya gangguan pada ARAS (Ascending Reticular Activating System), yang merupakan area otak yang mengatur kesadaran. Gangguan pada ARAS dapat berupa kerusakan setempat atau penekanan oleh bekuan darah/ kenaikan tekanan di dalam tengkorak.
Seseorang dikatakan menderita stroke jika mengalami defisit neurologis selama lebih dari 24 jam. Bila gangguan saraf berlangsung selama kurang dari 24 jam maka keadaannya disebut sebagai suatu Transient Ischemik Attack (TIA) atau stroke ringan. Perlu diingat bahwa TIA merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke di kemudian hari, sehingga keadaan ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Gejala klinis stroke murni disebabkan oleh adanya gangguan pada pembuluh darah otak, berupa penyumbatan ataupun pecah pembuluh darah otak, dan bukan disebabkan oleh penyakit lain seperti tumor otak, infeksi otak ataupun gangguan saraf perifer. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah otak diantaranya adalah hipertensi, kencing manis dan kolesterol.
Kenali Tanda Serangan Awal Stroke dengan FAST
Stroke merupakan suatu kegawatdaruratan dalam bidang penyakit saraf (neurologi). Bila tidak ditangani dengan baik dan segera, stroke dapat menyebabkan kecacatan dan bahkan kematian. Bagaimana cara termudah dalam memastikan bahwa seseorang terkena stroke? Hal ini merupakan pertanyaan yang sering timbul dalam pikiran masyarakat awam saat mendengar kata stroke. Tidak jarang keluarga pasien tidak menyadari bahwa salah satu anggota keluarga ternyata menderita stroke sehingga menyebabkan pasien terlambat dibawa ke rumah sakit. Dalam kasus stroke, terdapat istilah time is brain, waktu adalah otak. Semakin terlambat seseorang yang menderita stroke mendapatkan penanganan, semakin banyak pula jaringan otak yang akan mengalami kerusakan permanen, sehingga semakin berat pula kecacatan yang timbul.
Sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap edukasi kesehatan bagi masyarakat, Eka Hospital memperkenalkan istilah FAST yang diharapkan dapat membantu meningkatkan kewaspadaan masyarakat awam terhadap tanda awal serangan stroke. FAST merupakan singkatan dari istilah Face, Arms, Speech, Time.
Dengan mengetahui FAST, Eka Hospital mengharapkan setiap komponen dalam keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran untuk segera membawa pasien stroke ke UGD rumah sakit terdekat, terutama yang memiliki pelayanan stroke terpadu. Ingat, golden period untuk penanganan pasien stroke adalah 3 jam dan time is brain! Jika pasien stroke segera ditangani, maka kesempatan dapat terselamatkan akan lebih besar, sehingga derajat kecacatan dapat ditekan serendah mungkin karena pasien stroke berhak atas kualitas hidup yang optimal.
Eka Hospital memiliki layanan stroke center terpadu. Tim dokter di Eka Hospital akan melakukan penanganan komprehensif terhadap pasien stroke, mulai dari awal serangan, pengobatan, hingga terapi pasca-stroke.
Face (wajah)
Mintalah orang yang dicurigai mengalami stroke untuk tersenyum. Perhatikan, apakah wajahnya tampak tidak simetris?
Arms (lengan)
Mintalah orang yang dicurigai mengalami stroke untuk mengangkat kedua lengan lurus ke depan dan menahannya untuk beberapa detik. Apakah ia hanya dapat mengangkat satu lengan saja? Bila ia dapat mengangkat kedua lengannya, apakah salah satu lengan terlihat turun?
Speech (bicara)
Mintalah orang yang dicurigai mengalami stroke untuk mengulang beberapa kalimat. Apakah ia mampu berbicara jelas atau terdengar pelo atau cadel? Akan lebih jelas bila kalimat yang diucapkan mengandung banyak konsonan huruf R seperti, ular melingkar-lingkar di atas pagar.
Time (waktu)
Seperti disebutkan sebelumnya, time is brain, setiap detik sangat berharga. Bila ditemukan salah satu gejala di atas, segera hubungi atau bawa pasien ke Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit terdekat yang memiliki fasilitas penanganan stroke terpadu.

KESEHATAN HAJI PUSKESMAS SUNGAI LULUT

Sehat Dalam Menjalankan Ibadah Haji




Ibadah Haji merupakan ibadah dengan perjalanan panjang dan banyak kegiatan yang sangat melelahkan fisik. Selain itu juga berisiko pada kesehatan tubuh. Apalagi kondisi medan, iklim, dan cauaca ekstrim di Tanah Suci sangat jauh berbeda dengan keadaan alam di tanah air.

Pertemuan besar para jama’ah dari berbagai bangsa di dunia yang membuat kondisi Tanah Suci menjadi luar biasa padat, juga bisa menjadi faktor mudahnya penularan langsung atau tidak langsung berbagai penyakit menular. Apalagi jamaah haji juga harus membiasakan diri dengan makanan lokal yang belum tentu cocok di perut, sebab urusan konsumsi, sudah diatur oleh penyelenggara perjalanan haji. Untuk itu perlu adanya tindakan pencegahan yang direkomendasikan dan harus dilakukan para jamaah guna memperkecil resiko-resiko yang mungkin akan menghinggapi selama perjalanan ibadah di Sudi Arabia.

1.Hal yang utama untuk diperhatikan jamaah haji adalah kebersihan minuman dan makanan yang kita konsumsi. Tidak direkomendasikan jamaah haji untuk meminum air kran, sebab air kran berbahaya untuk dikonsumsi, karena berupa air mentah yang masih banyak mengandung mikroorganisme. Perjalanan panjang selama 10 jam antara Madinah dan Mekah dalam cuaca panas terik pastilah akan membuat para jamaah haji lelah dan kehausan. Padahal di sepanjang perjalanan tidak bisa dipastikan akan menemukan makanan, air minum bersih atau toilet.

2.Ada baiknya para jamaah haji membekali diri dengan air mineral botol atau jika ingin yang natural bisa dipilih air Zam zam. Air Zam Zam aman diminum walau mentah karena mengandung flouride tinggi yang mampu membunuh kuman. Sehingga resiko dehidrasi selama dalam perjalanan tidak akan terjadi.

3.Para jamaah haji pun harus memeriksa dengan teliti kebersihan tempat makan yang akan dipilih. Misalnya di distrik Haram, sebaiknya jamaah haji menghindari untuk makan di restauran yang kelihatan kurang bersih. Mengintip kebersihan restoran sebelum memesan makanan dan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan adalah hal yang mutlak dilakukan.

4.Disarankan jamaah haji untuk selalu membawa sabun pribadi di dalam tas yang selalu dibawa kemana-mana. Lebih baik sedikit repot dan bijak daripada terserang sakit perut dan ibadah menjadi terhambat, bukan? Dengan memerhatikan kebersihan dan kesehatan makanan dan minuman yang dikonsumsi, Insya Allah kondisi fisik para jamaah haji selalu prima untuk mengikuti rangkaian Ibadah Haji di tanah suci.
5.Tidak menyimpan jatah makanan. Jika jamaah haji mendapat jatah makanan yang masih hangat dan segar, hendaknya segera dikonsumsi, tak perlu disimpan, sebab dikhawatirkan akan menjadi basi dan akan menyebabkan sakit perut jika dikonsumsi kemudian. Saat menerima jatah makanan, hendaknya juga diperiksa apakah masih hangat atau sudah basi. Sebab pengolahan makanan dalam jumlah besar sehingga kadang diolah jauh sebelum jam makan tiba. Jika sudah dalam kondisi tidak baik, sebaiknya tidak dikonsumsi.

6.Memerhatikan penyakit yang telah diidap sedari di tanah air. Naik haji merupakan kegiatan yang berat, kendala fisik kadang-kadang berbahaya, teruta ma bagi orang tua. Seyogyanya sebelum keberangkatan, memeriksakan diri dan berkonsultasi pada dokter keluarga, sehingga dokter bisa memberikan saran bagaimana menjaga diri supaya kemungkinan komplikasi bisa dihindari.

7.Kepala kelompok juga harus diberitahu mengenai kondisi kesehatan anggotanya, sehingga selalu tanggap dan waspada. Sebagian besar kaum lanjut usia mengalami resiko pembengkakan pembuluh darah yang mengakibatkan gagal vena atau masalah jantung. Bagi yang memiliki tekanan darah tinggi juga harus berhati-hati. Terutama pada beberapa obat yang bisa meningkatkan tekanan jantung, seperti obat flu dan pelega tenggorokan.

8.Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter dalam kelompok. Bagi yang mengidap diabetes, tidak berarti harus berhenti makan karena takut gula darah naik. Sebaiknya tetap makan makanan diet seperti salad buah dan makanan kecil rendah gula, serta tidak tidur di siang hari dan lebih memperhatikan penanganan luka-luka kecil akibat terinjak atau terdorong.

9.Memperhatikan kecukupan beristirahat. jamaah haji Butuh stamina yang baik untuk bisa mengikuti rangkaian Ibadah Haji. Untuk itu, cukup istirahat mutlak diperlukan. Jangan sampai gara-gara terlalu banyak jalan-jalan dan belanja, kondisi fisik menjadi drop dan menjadi tak cukup fit untuk mengikuti ibadah. Stamina jamaah haji harus benar-benar dijaga, agar bisa menjalankan ibadah di Padang Arafah saat puncak Ibadah Haji berlangsung.

10.Menyediakan krim. Bagi jamaah haji yang berkulit sensitif, ada baiknya menggunakan krim anti jamur. Krim anti nyamuk juga dianjurkan untuk melindungi diri dari gigitan serangga. Krim untuk menjaga kelembaban kulit dan melindungi kulit dari sengatan matahari juga dianjurkan.
11.Gunakan selalu masker penutup hidup, karena untuk menjaga agar debu dan kontak penyakit lain yang disebabkan oleh virus yang ditularkan lewat udara bisa dijegah contoh penyakit yang bisa di tularkan lewat udara yaitu mers, H1N5 atau flu burung, meningitis, batuk dan pilek

Minggu, 24 Agustus 2014

Pertemuan Perencanaan Bantuan Operasional Kesehatan


        Pertemuan perencanaan bantuan operasional kesehatan ( BOK ) kota Banjarbaru dan Banjar tingkat propinsi Kalimantan Selatan, tahun 2014 di hotel montana tanggal 19-20 Agustus 2014, BanjarBaru, kegiatan ini sering di lakukan dengan agenda perencanaan BOK tahun 2015, pembukaan dilakukan oleh kepala dinas kota Banjarbaru, latar belakang. Puskesmas ujung tombak dari pelayanan kesehatan guna meningkatkan MGs sasaran tahun2015 dan meningkatkan standar pelayanan minimal, maka untuk diperlukan perencanaan dan meningkatkanpenyelenggaraan BOK. Berikut penyampaian materi
Kebijakan program kab/kota Oleh drg.Agus widjaya,MHA.

      Pada pertemuan tersebut juga  di sampaikan permasalahan dari pelaksanaan BOKdinas kesehatan Kabupaten Banjar yaitu,
1. Penyerapan dana puskesmas masih sangat rendah yaitu 35.09% padahal sudah memasuki triwulan III
2. Penyerapan dana menajemen Kabupaten juga sangat rendah di karenakan ada beberapa kegiatan yang belum bisa kita laksanakan menunggu revisi DIPA.
3. Pelaporan masih belum berjalan dengan baik, dimana masih ada Puskesmas yang tidak menyampaikan laporanya setiap bulan.
4. POA Puskesmas tidak di sampaikan setiap bulan ke TIM BOK Kabupaten.
5. Puskesmas terlambat menyelesaiakan pertanggungjawaban sehingga menghambat pencairan dana berikutnya.

Pemecahan Masalah

1          .        Melakukan bimbingan teknis ke Puskesmas

  1. Puskesmas harus mempunyai batas waktu yang  jelas dalam penyeleseian SPJ nya, sehingga tidak menghambat pencaiaran berikut nya.
  2. Tim verifikator Kabupaten juga harus mempunyai batas waktu yang jelas dalam memverifikasi SPJ Puskesmas.
  3. Melakukan desk dengan pengelola keuangan Puskesmas untuk mengatasi masalah yang ada.
  4. Melaksanakan pertemuan bagi pengelola keuangan Puskesmas khusus membahas mengenai tata cara pertangungjawaban keuangan baik itu SPJ, pembukuan keuangan, pajak dll.










Seri Tanaman Obat Daun Insulin untuk Pengobatan Diabetes Mellitus 2

Daun Insulin untuk Pengobatan Diabetes Mellitus 2


Mengapa Tanaman Obat?
Tanaman obat  merupakan warisan budaya asli Indonesia. Tanaman obat yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit berdasarkan pengalaman disebut sebagai jamu. Jamu sebagai obat tradisional memiliki beberapa keunggulan yaitu harga terjangkau, memiliki formulasi bahan kimia lebih rendah sehingga lebih aman digunakan, dan mengobati langsung ke akar penyakit.
Indonesia kaya akan tanaman obat dan salah satu tanaman obat yang bisa dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit yaitu tanaman daun insulin yang memiliki nama ilmiah Tithonia diversifolia. Tanaman ini dimanfaatkan daunnya untuk dijadikan jamu paitan karena rasanya sangat pahit. Jamu paitan daun Tithonia dipercaya ampuh untuk mengobati penyakit berbahaya diabetes mellitus. Kandungan zat dalam daun Tithonia dapat menurunkan kandungan gula darah. Karena kegunaan inilah tanaman ini dijuluki sebagai daun insulin.

Sekilas Diabetes Mellitus 
Penderita diabetes di Indonesia terus mengalami lonjakan dari tahun ke tahun. Jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini mencapai angka 8.000.000 orang dan merupakan peringkat keempat di dunia (berdasarkan data statistik penderita diabetes WHO) setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Jika tidak ditangani secara serius diperkirakan sebesar 22.000.000 jiwa penduduk Indonesia akan mengidap diabetes pada tahun 2030.
Diabetes bukan penyakit baru tetapi sudah ada sejak 1552 SM. Nama diabetes mellitus sendiri diberikan oleh seorang penulis bernama Aretaeu pada tahun 200 SM. Diabetes artinya mengalir terus dan mellitus artinya manis sehingga lebih dikenal sebagai penyakit kencing maning. Diabetes mellitus disebabkan karena adanya penurunan hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Penurunan hormon insulin mengakibatkan gula yang dikonsumsi tubuh tidak dapat diproses secara sempurna, sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Kadar gula darah normal yaitu <110 mg/dl sewaktu puasa atau <140 mg/dl 2 jam setelah makan. Dikatakan menderita penyakit apabila kadar gula darah >126 mg/dl  sewaktu puasa atau   >200 mg/dl setelah 2 jam makan.
Diabetes mellitus dibagi menjadi dua tipe yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2. Diabetes tipe 1 adalah kondisi dimana hormon insulin yang dihasilkan kurang atau tidak ada sama sekali. Diabetes mellitus tipe 1 ditemukan pada mereka yang berusia muda dan merupakan bawaan genetik. Diabetes mellitus tipe 2 merupakan kondisi dimana tubuh mampu menghasilkan hormon insulin tetapi reseptor terhadap hormon insulin tidak bekerja dengan baik. Diabetes mellitus tipe 2 ini kebanyakan diakibatkan karena obesitas, gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat. Adapun ciri - ciri seseorang terkena diabetes mellitus yaitu:
1. Terjadi penurunan berat badan tanpa sebab
2. Frekuensi buang air kecil meningkat
3. Penglihatan kabur
3. Sering haus
4. Lesu dan kurang tenaga

Sekilas Tanaman Daun Insulin 
Tanaman daun insulin memiliki nama ilmiah Tithonia diversifolia. Tanaman ini berasal dari meksiko. Nama lokal untuk tanaman ini yaitu rondo semoyo, kembang bulan, kayu paik, kipait dan harsaga. Sebagian masyarakat menyebutnya tanaman paitan karena tangan akan terasa pahit jika memegang daun tanaman ini. Tanaman ini jarang sekali dibudidayakan dengan sengaja melainkan hanya digunakan sebagai tanaman pagar. Tanaman ini juga banyak tumbuh liar di pinggir sungai atau pekarangan. Tanaman yang dikenal sebagai Mexican Sunflowe ini memiliki ciri berdaun menjari, batang berkayu dengan tinggi 1 meter dan memiliki bunga berwarna kuning menyerupai bunga matahari.
Tanaman daun insulin ini memang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan orang menanam daun insulin di halaman rumah merupakan keluarga penderita diabetes. Diluar negri tanaman ini populer dengan sebutan mexican sunflower dan biasa digunakan sebagai antidiabetes dan anti virus oleh masyarakat taiwan. Di negara Kenya tanaman ini digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan. Sementara di Nigeria, tanaman daun insulin ini biasa digunakan oleh masyarakat untuk obat malaria, liver, dan radang tenggorokan.




Bukti ilmiah
Penelitian mengenai tanaman daun insulin ini memang belum banyak di lakukan di Indonesia. Beberapa penelitian di lakukan di luar negri seperti yang dilakukan oleh Toshihiro Miura dkk dari Departement of Clinical Nutrition, Suzuka University of Medical Science, Jepang pada tahun 2005. Riset ini dilakukan dengan memberikan ekstrak ethanol daun Tithonia pada tikus penderita Diabetes Mellitus 2 yang memiliki berat badan 20 – 25 gram. Konsentrasi larutan yang digunakan yaitu 100 mg/kg, 500 mg/kg, dan 1.500 mg/kg berat badan. Sebagai kontrol digunakan tikus yang diberi air destilasi 20 ml/kg. Kadar gula darah dalam tubuh tikus diukur setiap minggu. Hasil penelitian menunjukan bahwa kadar gula darah tikus yang diberi ekstrak etanol Tithonia mengalami penurunan kadar gula darah secara signifikan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol semakin tinggi pula penuruanan kadar gula darah. Pada konsentrasi ekstrak etanol 1.500 mg/kg mampu menurunkan kadar gula darah tikus yang semula 509±22 mg/dl menjadi 340±14 mg/dl 7 jam pasca perlakuan. Sedangkan pada tikus kontrol  kadar gula darahnya tetap.
Cara membuat  jamu daun insulin
Cara membuat jamu daun insulin sangatlah mudah, yaitu:
1. Ambil 10 lembar daun insulin (bisa daun segar ataupun daun yang sudah kering)
2. Rebus dalam 4 gelas air 
3. Biarkan rebusan sampai tersisa 3 gelas
4. Diminum saat hangat atau dingin. Ampas sisa rebusan dapat direbus kembali hingga warna bening.

Untuk penyembuhan jamu daun insulin dapat konsumsi 3x sehari (setiap minum 1 gelas). Jika gula darah sudah turun frekuensi konsumsi jamu bisa dikurangi menjadi 2x sehari dan 1x sehari. Rutin memeriksakan kadar gula darah sangat penting dilakukan untuk mengontrol gula darah. Pengobatan diabetes mellitus dengan jamu daun insulin juga harus dibarengi dengan diet gula.
Pengalaman pribadi
Pada bulan Februari 2013, ibu kandung saya (48 tahun) didiagnonis menderita Diabetes Tipe 2 dan dirawat di rumah sakit swasta di Kebumen, Jawa Tengah. Gula darah naik hingga mencapai angka 590. Angka ini tentunya sangat tinggi dan bisa menyebabkan koma diabetik. Penurunan gula darah dilakukan dengan penyuntikan insulin oleh dokter setiap 1 jam sekali dan pengecekan berkala setiap 3 jam. Jika gula darah belum turun dilakukan lagi penyuntikan setiap satu jam sekali serta pengecekan berkala setiap 3 jam dan begitu seterusnya. Dalam satu hari penyuntikan insulin bisa mencapai 16x. Pengobatan yang sangat ekstrem menurut saya. Penyuntikan insulin dihentikan setelah gula darah turun menjadi 356 dan diperbolehkan rawat jalan. Angka 356 tentu saja masih tinggi mengingat gula darah normal di bawah angka 140. Diet karbohidrat dilakukan selama rawat jalan dibarengi dengan pengobatan oral. Tiga hari setelah rawat jalan dilakukan  pengecekan kadar gula darah dan hasilnya turun menjadi 325. Angka ini tentu saja masih tergolong tinggi.
Selama rawat jalan, banyak informasi mengenai pengobatan herbal diabetes dengan daun insulin. Informasi ini didapat dari teman dan kerabat yang memiliki penyakit diabetes. Pengobatan dengan herbal daun insulin ini mulai dilakukan oleh ibu saya setelah mendapatkan daun insulin dari toko obat herbal di Yogyakarta. Jamu daun insulin dikonsumsi rutin 3x dalam sehari. Pada hari kedua mulai dirasakan perubahan kondisi fisik yang terasa lebih segar dan lebih baik. Setelah tiga hari konsumsi jamu daun insulin dilakukan pengecekan kadar gula darah dan hasilnya sangat luar biasa yaitu kadar gula darah turun menjadi 185. Hasil yang sangat menggembirakan. Pengobatan dilakukan secara rutin selama dua minggu hingga kadar gula menjadi 135. Pengontrolan gula darah tetap dilakukan dengan diet gula dan cek rutin kadar gula darah. Konsumsi jamu daun insulin menjadi 1x sehari untuk pencegahan kenaikan kadar gula darah. Selama pengobatan herbal dengan jamu daun insulin, pengobatan dengan obat dokter dihentikan. 

Tidak Perlu Ragu
Pengalaman pribadi ini merupakan salah satu dari banyak bukti penyembuhan diabetes dengan daun insulin. Hal ini merupakan bukti bahwa penggunaan obat herbal tidak hanya bisa dijadikan obat alternatif, melainkan dapat dijadikan obat pilihan yang menjanjikan. Kasus yang dialami Ibu saya merupakan satu dari sekian banyak bukti keampuhan obat herbal. 
Sebagai warga Indonesia yang menghargai budaya, maka kita wajib melestarikan jamu sebagai warisan bangsa. Masyarakat tidak perlu takut untuk mengkonsumsi obat herbal karena lebih minim efek. Harga yang ditawarkanpun jauh lebih terjangkau. Jika obat herbal masih dilihat sebelah mata karena harga yang murah itu merupakan pola pikir yang salah. Obat bukan perkara harga tapi perkara manfaat. Indonesia kaya akan tanaman obat dan tanaman obat sangat mudah dijumpai. Obat herbal ada bukan juga untuk mematikan dunia kedoteran dan farmasi. Disinilah letak kekuatan obat herbal. Sama - sama bekerja untuk saling menguatkan. Karena pengobatan adalah pilihan. Dan konsumsi obat herbal dapat menjadi pilihan keluarga Indonesia serta dapat mendukung upaya Indonesia untuk membawa Jamu Sebagai Warisan dan Budaya Indonesia ke kancah dunia melalui UNESCO.